Selasa, 26 September 2017

Gigantomakhia

Sumber gambar : azkamind.blogspot.com

Gigantomakhia adalah perang antara Para Gigantes dan Dewa-Dewi Olympia setelah dewa-dewi mengalahkan Para Titan dalam Titanomakhia.

Penyebab dari Gigantomakhia adalah kekalahan Para Titan dari dewa-dewi dalam Titanomakhia. Para Titan yang kalah dikurung di Tartarus, hal tersebut membuat Gaea marah, karena yah… Ibu mana yang tega melihat anak-anaknya dibuang ke dalam jurang terdalam di bumi.

Sebenarnya bukan hanya itu. Untuk menyatakan perang, Gigantes tertua Alcyoneus mencuri Hera untuk dijadikan istri, dan Raksasa Alodai—Ephialtes dan Otis—mengurung Ares dalam bejana perunggu—memalukan bagi Ares, bayangkan dewa perang yang gagah dan haus darah dikurung oleh dua pelawak. Hah!

Ini hanya asumsiku, tapi kurasa Gaea lebih menyayangi anak-anaknya daripada cucu-cucunya. Maksudku, Dewa-Dewi—Hestia, Hera, Demeter, Hades, Poseidon, dan Zeus—merupakan putra Kronos dan Rhea, sedangkan Kronos dan Rhea adalah salah satu—salah dua, mungkin—anak Gaea. Jadi, kau tahu sendiri lah silsilah keluarganya.

Dalam kemarahannya, Gaea menjadikan Tartarus sebagai suaminya dan memiliki anak yang disebut Gigant atau Gigantes—Raksasa. Para Gigantes ditakdirkan untuk melawan atau dibunuh setiap Dewa—akan kubahas di akhir post, sekaligus kekalahan para Gigantes.

Ngomong-ngomong, dewa-dewi berhasil mengalahkan Para Gigantes dengan bantuan manusia—itu karena mereka mendapat ramalan, bahwa dewa-dewi tidak bisa mengalahkan Para Gigantes tanpa bantuan manusia. Dan coba tebak, siapa manusia yang dipilih oleh dewa-dewi untuk pertempuran tersebut. Tentu saja, Hercules—demigod putra Zeus sendiri. Jadi, Zeus memerintahkan Athena untuk segera mencari Hercules.

Tunggu dulu, bukannya Gigantomakhia terjadi tepat setelah Titanomakhia? Jika dewa-dewi dibantu oleh Hercules dan beberapa dewa-dewi lain sudah ada—selain Hestia, Hera, Demeter, Hades, Poseion, dan Zeus—bukankah itu berarti Gigantomakhia terjadi jauh bertahun-tahun setelah Titanomakhia?

Yah. Aku tak tahu pasti. Tapi, dewa-dewi abadi. Jadi, bertahun-tahun pasti terasa singkat bagi mereka.

Oh ya, selain Hercules ada juga manusia yang membantu Dewa-Dewi Olympia dalam perang tersebut, yakni Dionysus—yup, Dionysus si Pria Anggur. Dia sekarang menjadi salah satu Dewa Olympia. Tapi, sebelumnya dia adalah Demigod, Putra Zeus dan Semele. Hercules juga kini menjadi dewa, hanya saja dia dewa minor, bukan dewa utama atau Olympia seperti Dionysus.

Ini akhir post, kurasa. Baiklah, ini waktunya untuk daftar kekalahan Gigantes yang diketahui:

Alcyoneus : Gigantes atau Raksasa tertua, meskipun dia ditakdirkan melawan Hades, namun pada akhirnya dia dibunuh oleh Hercules.

Porhyrion : Dilukai oleh Zeus, namun dibunuh oleh Hercules—terkadang ayah memang harus memberikan kesempatan untuk anaknya.

Clytius : Dibunuh oleh Hecate dengan meneranginya menggunakan obor.

Damasen : Raksasa yang cinta damai. Dikutuk oleh Ares(Lawan yang benar-benar tidak setimpal dengan Ares. Kau tahu sendiri, kan, Ares Dewa Perang. Dia tidak suka damai) dan dibuang oleh saudara-saudaranya ke Tartarus—saudara-saudari yang buruk.

Enceladus : Dibunuh oleh Athena.

Ephialtes dan Otis : Dibodohi oleh Artemis agar saling bunuh, mungkin dengan bantuan Dionysus atau dibunuh oleh Dionysus dengan tongkat pinus.

Hippolytos : Dibunuh oleh Hermes ketika menggunakan topi—eh, helm lebih cocok, topi terlalu modern untuk saat itu—yang membuatnya tak kasat mata.

Mimas : Dibunuh oleh Hephaestus dengan tembakan besi cair.

Polybotes : Dilumatkan oleh Poseidon di bawah Pulau Nisyros.

Thoon : Dibunuh oleh Moirae—Para Takdir—dengan tongkat perunggu.

Di post sebelumnya, tertulis bahwa Ephialtes dan Otis adalah musuh Dionysus, tapi Dionysus belum menjadi dewa saat itu. Jadi, Artemis saja yang membunuh mereka—sepertinya bukan membunuh, tapi saling bunuh. Periboia sendiri aku tidak tahu bagaimana kabarnya—barangkali kalah meng-gosip dengan Aphrodite dan mengurung diri di Tartarus karena malu.

Sedangkan Orion, dia tidak ada disini, karena, yah, lagi-lagi tertulis di post sebelumnya. Singkat cerita dia menjadi pemburu di sebuah kerajaan, membuat raja marah, dibutakan matanya, diberikan mata mekanis oleh Hephaestus, ikut perburuan Artemis, membuat Gaea marah, mati disengat kalajengking, dan Artemis menjadikan Orion dan kalajengking tersebut rasi bintang.

Yah, jika kalian memang ingin tahu selengkapnya tentang Orion, lihat akhir  postingan sebelumnya tentang “Para Gigantes” atau link ini. Ngomong-ngomong, Orion beruntung tidak dibuang ke Tartarus seperti Damasen.
Share:

Senin, 18 September 2017

Para Gigantes

Sumber gambar : riordan.wikia.com
Dari kiri : Porphyrion vs Zeus dan Jason Grace - Enceladus vs Athena dan Annabeth Chase - Periboia vs Aphrodite dan Piper McLean - Polybotes vs Poseidon dan Percy Jackson - Alcyoneus vs Hades dan Hazel Lavesque

Sebenarnya aku lebih suka Gigant, tapi sesuai dengan bahasa Yunani, ya sudah, Gigantes saja. Asal kau tahu, meskipun sama-sama raksasa, Gigantes adalah  raksasa yang dilahirkan oleh Gaea—khusus untuk melawan dewa-dewi. Sedangkan raksasa atau giant yang lain—Argus, Antaeus, Talos, Geryon, dan yang lain-lain—tidak termasuk dalam Gigantes.

Tadi, sudah kubilang khusus untuk melawan dewa-dewi ’kan?

Begini, setelah kekalahan Para Titan melawan dewa-dewi, Gaea melahirkan 12 raksasa—aku tidak tahu kenapa 12 belas, maksudku, Titan berjumlah 12 dan Dewa-Dewi Olympia juga 12—atau Gigantes yang dikhususkan untuk melawan dewa-dewi dalam sebuah perang, yakni Gigantomakhia—akan kita bahas di postingan selanjutnya. Untuk saat ini, aku hanya akan berikan daftar nama dari Gigantes dan juga lawan mereka—yang berupa dewa-dewi:

Alcyoneus - Lawan Hades

Enceladus - Lawan Athena

Polybotes - Lawan Poseidon

Porphyrion - Lawan Zeus

Otis dan Ephialtes (kembar, mendapat julukan raksasa Alodai) - Lawan Dionysus

Orion - Lawan Apollo dan Artemis (kembar)

Damasen - Lawan Ares

Mimas - Lawan Hephaestus

Hippolytus - Lawan Hermes

Clytius - Lawan Hecate

Thoon - Lawan Moirae—Para Takdir, berjumlah tiga

Periboia - Lawan Aphrodite

Sebagai tambahan, mohon jangan tanya kepadaku kenapa Ephialtes dan Otis tidak melawan Apollo dan Artemis saja. Maksudku, mereka sama-sama kembar, kenapa Ephialtes dan Otis tidak melawan Artemis dan Apollo saja, atau kenapa Orion tidak melawan Dionysus saja?

Mana kutahu! Tapi, ini hanya pendapatku: Orion menggunakan panah sebagai senjata, jadi musuhnya Apollo dan Artemis. Sedangkan, Ephialtes dan Otis, yah, mereka agak bodoh dan periang, jadi musuh mereka adalah Dionysus—dimana Dionysus adalah Dewa Anggur, Kesenangan, Kegilaan, Teater dan apapun yang ada hubungannya kesenangan serta perkumpulan—walaupun pada akhirnya Artemis juga ikut membantu membunuh Ephialtes dan Otis.

Orion sendiri aku pernah dengar bahwa dia menjadi pemburu di sebuah kerajaan, namun dia membuat raja marah dan sang raja membutakan mata Orion menggunakan besi panas. Dia kemudian luntang-lantung di Yunani dan bertemu Hephaestus. Hephaestus yang iba, akhirnya membuatkan Orion sebuah mata mekanis—hei, Hephaestus adalah Dewa Pandai Besi dan bisa dibilang juga Dewa Teknologi, jadi itu mudah baginya.

Kemudian, Orion yang sudah bisa melihat, ikut perburuan Artemis dan menjadi satu-satunya lelaki dalam kelompok perburuan tersebut—kau tahu ‘kan Artemis adalah salah satu dewi perawan, jadi mungkin dia agak membenci lelaki—namun, Orion membuat kesalahan yang membuat Gaea marah. Gaea memunculkan seekor kalajengking raksasa dan... kau tahu sendirilah akhirnya. Artemis yang kasihan, menjadikan Orion sebuah rasi bintang, begitu juga dengan si kalajengking—Artemis juga menjadikannya rasi bintang di dekat rasi bintang Orion agar kisahnya selalu dikenang.

Eh, maaf, aku jadi ngelantur membahas Orion, padahal sebelumnya kita membahas tentang Gigantes.
Share:

Jumat, 08 September 2017

Titanomakhia

Sumber gambar : dedekpratama.blogspot.com


Terjadi selama sepuluh atau sebelas tahun, Titanomakhia merupakan perang antara dewa-dewi tertua—Hestia, Demeter, Hera, Hades, Poseidon, dan Zeus—melawan para Titan yang dipimpin oleh Kronos. Dikatakan, perang tersebut terjadi di dataran Thessaly, Yunani.

Penyebab Titanomakhia adalah Rhea yang marah karena Kronos menelan anak-anak mereka—bukan tipikal ayah yang akan menang dalam ajang “Ayah Terbaik Sedunia”—yakni, Hestia, Demeter, Hera, Hades, dan Poseidon. Sedangakan Zeus, Rhea berhasil menyelamatkannya dan membesarkannya diam-diam.Sebenarnya, Kronos menelan anak-anaknya bukan tanpa alasan, tapi karena diadikutuk oleh Ouranos, kelak Kronos akan digulingkan oleh anak-anaknya.

Ketika Zeus dewasa, dia datang ke Gunung Othrys, ke Istana Kronos bersama sepupunya, Metis. Zeus memasukkan sebuah ramuan ke dalam minuman Kronos. Dan ketika Kronos menimumnya… dia memuntahkan lima dewa dewasa. Yah, tentu saja, Hestia, Demeter, Hera, Hades, dan Poseidon tidak mati dalam perut Kronos, karena mereka abadi.

Zeus dan saudara-saudarinya, yang baru keluar dari perut Kronos, segera pergi dari istana. Mereka pergi ke Tartarus dan menyelamatkan Para Tetua Cyclops dan Hekakontheires—Para Tangan Seratus. Dan—masih di Tartarus—Para Tetua Cyclops membuatkan senjata untuk para dewa. Zeus mendapat tongkat petir, Poseidon mendapatkan trisula, dan Hades mendapat helm kegelapan—membuatmu tak kasat mata.

Untuk membalas budi, Tetua Cyclops dan Para Hekakontonkheire membantu dewa-dewi dalam Titanomakhia. Apa aku tadi sudah menyebutkan bahwa perang terjadi selama 11 tahun?

Mari kita skip 11 tahun kemudian, ke perang di hari terakhir.

Untuk persiapan perang terakhir, Zeus dan Poseidon naik ke Gunung Olympus—tertinggi kedua setelah Gunung Othrys. Sementara itu, Hades memakai helm kegelapanya dan menyusup ke istana Titan, menghancurkan semua senjata para Titan.

Pada perang terakhir, Zeus terus menyerang istana Para Titan menggunakan tongkat petirnya, yang akhirnya membawa kemenangan bagi Para Dewa. Gunung Othrys yang dulu merupakan gunung tertinggi, kini menjadi lebih rendah daripada Gunung Olympus. Dan dewa-dewi memerintahkan Para Tetua Cyclops dan Hekatonkheires membangun istana di puncaknya.

Setelah pertempuran selesai, Zeus mengambil sabit milik Kronos dan mencincang Kronos menjadi berkeping-keping, persis seperti yang dilakukan oleh Kronos kepada Ouranos—tanpa ucapan, “Selamat tinggal, Ayah.” atau salam perpisahan yang lainnya. Zeus membuang kepingan-kepingan tersebut ke Tartarus bersama Titan yang memihak Kronos—aku menyebut memihak karena Prometheus sang Titan memihak para dewa, sedangkan Oceanus, Titan Laut, tidak memihak siapa-siapa. Dan Helios hanya menonton dari singgasananya di matahari.

Hukuman spesial bagi Atlas, ngomong-ngomong—jenderal dari Kronos. Dia diperintakan mengangkat langit seumur hidupnya—yang berarti selamanya, karena dia abadi. Kebanyakan artis mengambarkan Atlas mengangkat bumi, tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, Atlas mengangkat langit—bukan bumi. Mungkin, karena menggambarkan langit terlalu sulit.

Pada akhirnya para Dewa Tiga Besar—Hades, Poseidon, Zeus—mengundi wilayah mereka. Zeus mendapat langit, Poseidon mendapat Laut, dan Hades dapat Dunia Bawah.

Share:

Selasa, 05 September 2017

Cyclops

Sumber gambar : villains.wikia.com

Mungkin sudah banyak dari kalian yang tahu. Tapi, hei, akusengaja membahas ini karena dari tiga jenisbersaudara—Titan, Hekatonkheire, dan Cyclops—yang belum dibahas, ya,tinggal si Cyclops ini.

 ***

Cyclops (jamak:Cyclopses) adalah raksasa bermata satu di tengah-tengah kening mereka. Mereka sangat kuat, besar, dan kebanyakan orang menganggapnya jelek.

Mereka adalah anak dari Ouranos dan Gaea, namun ada juga Cyclops yang merupakan keturunan Poseidon. Bernasib sama dengan para saudaranya si Para Tangan Seratus, Cyclops—yang putra dari Ouranos dan Gaea—juga dibuang ke Tartarus.

Ada beberapa ras Cyclops, diantaranya:

1. Tetua Cyclops
Cyclops ini adalah yang dibuang oleh Ouranos ke Tartarus—nantinya diselamatkan oleh Kronos, tapi Kronos membuangnya lagi ke Tartarus dan diselamatkan oleh dewa-dewi. Mereka membuatkan senjata untuk dewa-dewi dalam Titanomakhia.

Ada tiga Tetua Cyclops: Argos, Brontes, dan Streropes.

2. Cylops Hyperboreon(Utara)
Cyclops ini lebih sering berinteraksi dengan para Demigod Romawi dan berpihak kepada para Titan dalam Titanomakhia, yakni Ma Gasket, Sump, dan Torque. Mereka juga sering memakan demigod. Para Cyclops Utara sangat pintar dalam membuat senjata dan bangunan.

3. Cyclops Poseidon
Ini adalah Cyclops keturunan Poseidon. Mereka tinggal di dasar laut bersama Poseidon dan bekerja membuat senjata di bawah laut, kecuali Polyphemus. Ngomong-ngomong, hampir semua Cyclops adalah keturunan dari Poseidon.

4. Cyclops Selatan
Cyclops ini adalah yang paling terkenal. Dia merupakan penggembala domba di sebuah pulau, hanya saja dia kurang pintar. Satu-satunya Cyclops Selatan ini adalah Polyphemus, yang juga merupakan Cyclops Poseidon.

Begini kisah kurang-pintar dari Cyclops Selatan, tepatnya si Polyphemus. Suatu waktu, Odysseus dikurung oleh Polyphemus di dalam gua—yang juga merupakan rumahnya. Untuk keluar, Odysseus menemukan sebuah cara. Dia berkata kepada Polyphemus bahwa namanya adalah "Tak Seorangpun" dan memberinya angggur.

Aku tidak tahu Odysseus menambahkan apa dalam anggur tersebut—mungkin obat tidur pertama di dunia—tapi Polyphemus segera tidur setelah meminumnya dan tentu saja dia tidak sempat menutup pintu gua. Ketika Polyphemus tidur, Odysseus dan teman-temannya menghujamkan kayu pada—satu-satunya—mata Polyphemus dan kembali ke kapal, pergi dari pulau tersebut.

Polyphemus meraung kesakitan dan memanggil Cyclops yang lain. Ketika Para Cyclops datang dan menanyakan apa yang terjadi, Polyphemus menjawab, “Tak Seorangpun menyerangku.”

Cyclops yang lain keheranan, tentu saja. Kemudian mereka pergi. Meninggalkan Polyphemus yang kesakitan menderita katarak.

Kemampuan yang paling hebat dari semua Cyclops ini adalah tahan api. Tambah lagi, nih, mohon jangan samakan Cyclops dengan Dajjal, karena ciri-ciri mereka berbeda.

Memang mereka sama-sama bermata satu, tapi Cyclops benar-benar punya mata satu di tengah kening. Sedangkan Dajjal, sesuai dengan hadits, memiliki dua mata, namun hanya satu yang berfungsi.
Share:

Sabtu, 02 September 2017

Hekatonkheire atau Para Tangan Seratus

Sumber gambar : oz-fantasyblog.blogspot.com

Aku tahu, memang sulit membaca nama dari makhluk yang satu ini. Dalam bahasa Yunani, Hekatonkheire berarti bertangan seratus. Nah, daripada aku sulit-sulit menulis Hekatonkheire, lebih baik kusebut Para Tangan Seratus saja. Kenapa ada kata Para?

Yah, itu karena jumlahnya lebih dari satu. Maksudku, bukanjumlah tangannya, tapi jumlah makhluk ini. Ah, kalian baca sajalah.

Sesuai dengan namanya, Para Tangan Seratus merupakan makhluk mitologi dari Yunani yang memiliki seratus tangan, ditambah dengan lima puluh wajah dengan ekspresi berbeda. Letak tangannya bisa dimana saja, ngomong-ngomong. Mungkin mencuat dari dada mereka, punggung, atau darimanapun itu. Sedangkan, wajahnya yang berjumlah lima puluh ada yang berderet ataupun bertumpuk-tumpuk seperti mata laba-laba . Bayangkan ketika Para Tangan Seratus masih bayi dan terbangun di malam hari meminta susu, kuharap ibunya tidak kewalahan membuatkan lima puluh botol susu untuk setiap wajah.

Ngomong-ngomong soal ibu, Para Tangan Seratus merupakan anak dari Gaea(Bumi) dan Ouranos(Langit). Mereka merupakan saudara dari Titan Generasi Pertama dan Para Tetua Cyclops, tapi Para Tangan Seratus dan Para Tetua Cyclops dibuang ke Tartarus oleh Ouaranos ayah mereka, karena mereka terlalu, eh, buruk rupa.

Pada akhirnya, mereka akan dibebaskan oleh Kronos, Raja Semesta, Titan Waktu—walaupun pada akhirnya dibuang lagi dan akan diselamatkan oleh Zeus dkk. Tentang kata Para, Para Tangan Seratus berjumlah tiga, yakni Briares, Cottus, dan Gyges. Mereka bertiga berpihak kepada dewa-dewi dalam Titanomakhia—akan kita bahas lain waktu. Kemampuannya dalam perang itu jangan diragukan. Dengan tangan sebanyak itu, kemampuan mereka sama saja dengan catapult berkecepatan super—melontarkan puluhan batu sekaligus dalam satu lemparan.
Share:

Sabtu, 26 Agustus 2017

Bangsa Titan

Sumber gambar : villains.wikia.com

Bangsa Titan adalah kaum abadi setelah Protogenoi dan sebelumDewa-dewi Olympia. Para Titan Generasi Pertama—berjumlah 12—lahir dariGaea(Bumi) dan Ouranos(Langit)—jika kalian belum paham, mungkin kalian bisabaca postingan sebelumnya tentang Protogenoi. Ouranos dan Gaea juga memilikidua ras anak lagi, yakni Para Tangan Seratus atau Hekakontheire dan Para TetuaCyclops. Pada akhirnya, Ouranos membuang kedua ras tersebut ke dalam Tartaruskarena mereka, yah, terlalu buruk rupa—dengan perbuatannya itu, aku yakinOuranos tidak akan menang dalam ajang Ayah Terbaik Sedunia.

Gaea yang marah karena perbuatan suaminya, memerintahkan salah satu anaknya—Kronos—untuk membunuh ayahnya dengan hadiah menjadi Raja Semesta. Dalam eksekusi tersebut, Kronos juga mengajak empat Titan yang lain: Hyperion, Krios, Koios, dan Iapetus—dengan embel-embel menjadi Penguasa di Setiap Penjuru Bumi. Jadi, empat Titan tersebut berhasil memegangi tubuh Ouranos, sehingga Kronos dengan mudah membunuh dan mencincang Ouranos menggunakan sabit pemberian ibunnya. Sebelum Kronos berhasil membunuh ayahnya, Ouranos sempat mengutuk Kronos. Barangkali, “Jika kau membunuhku, kelak kau juga akan digulingkan oleh keturunanmu!”

Kronos masa bodo, dia hanya ingin menjadi Raja Semesta. Setelah itu, kepingan-kepingan Ouranos dibuang ke laut oleh Kronos, sekaligus memunculkan seorang...eh, aku akan bahas lain waktu saja.

Pada akhirnya, Kronos benar-benar menjadi Raja Semesta, sedangkan keempat Titan lainnya benar-benar menjadi Penguasa di Setiap Penjuru Bumi. Hyperion mendapat Timur, Krios mendapat Selatan, Koios mendapat Utara, dan Iapetus mendapat Barat. Titan yang lain bagaimana? Yah, mereka hidup normal, bahkan menjadi keluarga.

Hei, bukannya hanya ada satu ras Titan, jika mereka menjadi keluarga, bukankah itu berarti mereka menikah dengan saudara mereka?

Aku tahu. Itu memang menjijikkan. Tapi tak ada Titan lain yang bisa dinikahi kala itu. Lagipula, Para Titan memiliki ichor—darah kaum abadi, berwarna emas—alih-alih DNA. Jadi, sepertinya pernikahan itu bukan masalah bagi mereka. Setelah itu, Kronos juga membebaskan Para Hekakontheire dan Para Tetua Cyclops dari Tartarus yang membalas budi dengan membangun istana Kronos di Gunung Othrys.

Karena jumlah Titan Generasi pertama ada 12—6 Titan Pria dan 6 Titan Perempuan—aku akan fokus pada Kronos saja. Kronos sebenarnya tidak ingin menikah, karena menikah berarti punya anak dan Kronos selalu teringat dengan kutukan ayahnya. Tapi, Kronos sudah muak dengan semua itu, dia akhirnya menikahi Rhea dan setiap Rhea melahirkan, Kronos membuka mulutnya lebar-lebar dan GLEK! Kronos menelan anak-anaknya. Kecuali anak yang terakhir, karena Rhea mengakali Kronos. Kelak anak tersebut akan mengeluarkan saudara-saudaranya dari perut Kronos, sehingga kutukan tersebut akan terwujud.

Sebenarnya  aku ingin menceritakannya disini, tapi kelihatannya terlalu panjang. Jadi, aku akan memberikan daftar Titan Generasi Pertama saja—sebenarnya ada empat generasi, tapi itu terlalu banyak :

Titan Pria
Hyperion : Penguasa Timur, Titan Matahari dan Cahaya

Iapetus : Penguasa Barat

Koios : Penguasa Utara, Titan Masa Depan

Krios : Penguasa Selatan, Titan Konstelasi atau Rasi Bintang

Kronos : Raja Semesta, Titan Waktu

Oceanus : Bapak Air, Titan Lautdan Samudera

Titan Perempuan
Mnemosyne : Titan Ingatan

Phoebe : Titan Ramalan

Rhea : Ratu Semesta, Bunda Yang Agung

Thetys : Titan Laut

Theia : Titan Kilau

Themis : Titan Keadian dan Hukum

Beberapa dari mereka menikah karena kesamaan sifat, seperti Hyperion dengan Theia atau Oceanus dengan Thetys. Ada juga yang tidak menikah. Dan sebagai tambahan, kurasa titan yang kubahas ini berbeda dengan Titan dalam anime Attack On Titan.
Share:

Kamis, 24 Agustus 2017

Protogenoi (Dewa-dewi Purba)

Sumber gambar : riordan.wikia.com

Ampun, deh. Apa semua hal tentang Mitologi Yunani harus dimulai dengan Zeus?

Kali ini aku akan membuat hal yang berbeda dngan mendahulukan para leluhur Zeus dan dewa-dewi lainnya atau disebut Protogenoi (Dewa-Dewi Purba). Jadi, mengantri lah Zeus, biarkan yang tua lebih dulu.

***

Protogenoi atau dewa-dewi purba adalah kaum abadi pertama yang ada dalam mitologi Yunani, dan kebanyakan tercipta dari Chaos. Berbeda dengan Para Titan atau dewa-dewi, pada dasarnya Protogenoi adalah aspek alam, jadi tidak bisa dibunuh. Mugkin ditidurkan, seperti Gaea(Bumi). Atau dihancurkan bentuk fisiknya, namun tetap punya kesadaran, seperti Ouranos(Langit). Maksudku, jika memang Ouranos mati, kenapa masih ada langit?

Begini, sepertinya Kronos dkk. hanya menghancurkan bentuk fisik Ouranos dan dia sekarang tidak lebih dari selubung berwarna biru yang dapat kita lihat setiap hari—jika kalian belum paham tentang pencincangan Ouranos, tenang saja, aku akan bahas lain waktu.

Tapi, sepertinya ada beberapa Titan atau dewa-dewi yang mungkin “bisa” digolongkan sebagai Protogenoi.

Seperti yang kubilang sebelumnya, sebagian besar protogenoi tercipta dari Chaos. Dan Chaos sendiri juga merupakan Protogenoi.

Menurut Mitologi Yunani, pada awalnya hanya ada satu protogenoi di dunia ini, Chaos—secara harfiah berarti Kekacauan atau kekosongan. Kemudian massa-massa Chaos berkumpul dan terciptalah bumi, yang akhirnya mengembangkan kepribadiannya sendiri dan menyebut dirinya Gaea.

Setelah beberapa lama, Chaos kembali menciptakan sesuatu, selubung di atas bumi yang berwarna biru ketika siang dan hitam ketika malam—langit, dia menyebut dirinya Ouranos. Dan mereka berdua menikah, memiliki anak Para Titan, Hekakontheire—kelak dibuang ke Tartarus—dan Cyclops—juga dibuang ke Tartarus pada akhirnya.

Di lain waktu, assa-massa air yang ada pada diri Chaos berkumpul dari terciptalah laut, sekaligus membangkitkan kesadaran dewa laut pertama yang menyebut dirinya Pontus. Chaos sendiri semakin senang menciptakan sesuatu, hingga dia berpikir, Bagaimana dengan selubung seperti langit, namun di bawah bumi? Bakalan keren, tuh!

Kemudian terciptalah sebuah palung terdalam di bumi. Berbeda dengan Ouranos, yang ini lebih kejam, keji, dan menjijikkan, dia menyebut dirinya Tartarus. Apakah aku tadi sudah mengatakan bahwa mereka punya kesadaran sendiri?

Tartarus juga menyukai Gaea, yang membuat hubungan antara Ouranos dan Gaea agak memanas. Tapi tak jadi soal.

Lama kelamaan, Chaos kembali menciptakan Protogenoi. Hubungannya dengan Tartarus menciptakan Nyx, perwujudan malam.

Dan ini adalah daftar dari para Protogenoi:

Chaos : Protogenos dari Kekosongan.

Gaea : Protogenos dari Bumi.

Ouranos : Protogenos dari Langit.

Pontus : Protogenos dari Laut.

Tartarus : Protogenos dari Lubang.

Nyx : Protogenos dari Malam.

Erebos : Protogenos dari Kegelapan(Dunia Bawah)

Hemera : Protogenos dari Siang.

Aither : Protogenos dari Udara dan Cahaya.

Akhlys : Protogenos dari Penderitaan dan Racun.

Ourae : Protogenos dari Pengunungan.

Kronos : Prtogenos dari Waktu. (Lihat, ada juga Titan yang termasuk Protogenos)

Elpis : Protogenos dari Harapan.

Aion : Protogenos dari Keabadian.

Ainanke : Protogenos dari Kepercayaan.

Sebenarnya aku ingin menambahkan Aphrodite sebagai salah satu Protogenoi, karena, yah, dia kan lahir ketika Kronos mencincang Ouranos dan membuang kepingan Ouranos ke laut. Kepingan dan ichor—darah kaum abadi, berwarna emas—bercampur dengan air laut, membentuk gelembung-gelembung dan munculah Aphrodite. Jadi, dari 12 Dewa-dewi Olympia, bisa dibilang Aphrodite-lah yang tertua. Uhuk, maksudku yang paling awet muda.

Tambah lagi, ada yang bilang bahwa Eros juga Protogenoi, dia diciptakan oleh Chaos. Tapi, aku lebih suka versi yang “Eros adalah Putra Aphrodite”.
Share:

Jumat, 18 Agustus 2017

Welcome To Mythonesia

Sumber gambar : pinterest.com

Asal kau tahu saja, aku membuat blog ini karena kebutuhan ekskul yang kuikuti. Tenang saja, aku bisa mengurus blog ini dengan baik. Lagipula, aku suka hal-hal tentang mitologi—terutama Mitologi Yunani—karena itulah aku memilih mitologi sebagai tema dari blog ini. Dan aku  juga pernah iseng-iseng mengurus blog sebelumnya, jadi ini tidak sulit bagiku. Omong-omong namaku Muhammad Ihsan Tanjung—mungkin kau bisa memanggilku Ihsan saja kalau begitu, atau mungkin Ihsan Tanjung, atau... terserah kalian saja, deh.

Begini, meskipun nama blognya Mythonesia, kita tidak hanya akan membahas tentang mitologi yang ada di Indonesa. Barangkali dari Yunani, Romawi—aku akan lebih fokus pada Yunani, dan sedikit info: Mitologi Romawi bahkan benar-benar hampir mirip dengan Mitologi Yunani—Nordic, Mesir, atau darimana pun itu.

Kisahnya sendiri akan kubuat dengan versiku, maksudku mungkin akan kutambah joke sedikit agar kalian tidak lelah ketika membaca postingan yang panjang. Dan tentu saja, aku tidak akan copas sepenuhnya. Ingat materi pelajaran Bahasa Indonesia tentang, eh, “Menceritakan Kembali Cerita Yang Sudah Kalian Baca”—atau apalah namanya?

Yah, aku akan melakukan itu. Membaca sebuah kisah tentang mitologi, memahaminya, kemudian menulisnya disini—versi diriku. Mungkin kalian akan bertanya, “Hei, kenapa kau memakai fan art Percy Jackson untuk foto profil Google+ alih-alih fotomu sendiri?”

Ayolah, sekarang sudah banyak yang melakukan hal seperti itu. Namun, untukku, kurasa itu karena aku menderita Ipovlopsychobia—meskipun tidak separah itu. Maksudku, aku terkadang mau saja difoto, tapi kalau sampai di upload... oh, aku juga pernah menjadi admin sebuah FP tentang mitologi di Facebook dan entah kenapa aku dipanggil Admin Percy Jackson, padahal aku memakai nama AdminHB.

Dan yang paling kebetulan?

Hari ini tanggal 18 Agustus. Itu berarti hari ini adalah ulang tahun Percy Jackson—dari mana aku tahu? tentu saja dari Riordan Wiki—bersamaan dengan mulai beroperasinya blog ini!

Jadi, aku menetapkan tanggal 18 Agustus sebagai ulang tahun blog ini, meskipun blog ini dibuat beberapa hari lalu. Hei, memangnya kau merayakan ulang tahun adikmu di hari pertama ibumu mengandungnya?

Tidak, kan. Kau merayakan ulang tahun adikmu di hari dia lahir atau mulai menjalani hidup, itu sama saja seperti ketika blog ini mulai beroperasi.

Ehm, kurasa cukup untuk perkenalannya. So, Welcome to Mythonesia!

Share: