Selasa, 26 September 2017

Gigantomakhia

Sumber gambar : azkamind.blogspot.com

Gigantomakhia adalah perang antara Para Gigantes dan Dewa-Dewi Olympia setelah dewa-dewi mengalahkan Para Titan dalam Titanomakhia.

Penyebab dari Gigantomakhia adalah kekalahan Para Titan dari dewa-dewi dalam Titanomakhia. Para Titan yang kalah dikurung di Tartarus, hal tersebut membuat Gaea marah, karena yah… Ibu mana yang tega melihat anak-anaknya dibuang ke dalam jurang terdalam di bumi.

Sebenarnya bukan hanya itu. Untuk menyatakan perang, Gigantes tertua Alcyoneus mencuri Hera untuk dijadikan istri, dan Raksasa Alodai—Ephialtes dan Otis—mengurung Ares dalam bejana perunggu—memalukan bagi Ares, bayangkan dewa perang yang gagah dan haus darah dikurung oleh dua pelawak. Hah!

Ini hanya asumsiku, tapi kurasa Gaea lebih menyayangi anak-anaknya daripada cucu-cucunya. Maksudku, Dewa-Dewi—Hestia, Hera, Demeter, Hades, Poseidon, dan Zeus—merupakan putra Kronos dan Rhea, sedangkan Kronos dan Rhea adalah salah satu—salah dua, mungkin—anak Gaea. Jadi, kau tahu sendiri lah silsilah keluarganya.

Dalam kemarahannya, Gaea menjadikan Tartarus sebagai suaminya dan memiliki anak yang disebut Gigant atau Gigantes—Raksasa. Para Gigantes ditakdirkan untuk melawan atau dibunuh setiap Dewa—akan kubahas di akhir post, sekaligus kekalahan para Gigantes.

Ngomong-ngomong, dewa-dewi berhasil mengalahkan Para Gigantes dengan bantuan manusia—itu karena mereka mendapat ramalan, bahwa dewa-dewi tidak bisa mengalahkan Para Gigantes tanpa bantuan manusia. Dan coba tebak, siapa manusia yang dipilih oleh dewa-dewi untuk pertempuran tersebut. Tentu saja, Hercules—demigod putra Zeus sendiri. Jadi, Zeus memerintahkan Athena untuk segera mencari Hercules.

Tunggu dulu, bukannya Gigantomakhia terjadi tepat setelah Titanomakhia? Jika dewa-dewi dibantu oleh Hercules dan beberapa dewa-dewi lain sudah ada—selain Hestia, Hera, Demeter, Hades, Poseion, dan Zeus—bukankah itu berarti Gigantomakhia terjadi jauh bertahun-tahun setelah Titanomakhia?

Yah. Aku tak tahu pasti. Tapi, dewa-dewi abadi. Jadi, bertahun-tahun pasti terasa singkat bagi mereka.

Oh ya, selain Hercules ada juga manusia yang membantu Dewa-Dewi Olympia dalam perang tersebut, yakni Dionysus—yup, Dionysus si Pria Anggur. Dia sekarang menjadi salah satu Dewa Olympia. Tapi, sebelumnya dia adalah Demigod, Putra Zeus dan Semele. Hercules juga kini menjadi dewa, hanya saja dia dewa minor, bukan dewa utama atau Olympia seperti Dionysus.

Ini akhir post, kurasa. Baiklah, ini waktunya untuk daftar kekalahan Gigantes yang diketahui:

Alcyoneus : Gigantes atau Raksasa tertua, meskipun dia ditakdirkan melawan Hades, namun pada akhirnya dia dibunuh oleh Hercules.

Porhyrion : Dilukai oleh Zeus, namun dibunuh oleh Hercules—terkadang ayah memang harus memberikan kesempatan untuk anaknya.

Clytius : Dibunuh oleh Hecate dengan meneranginya menggunakan obor.

Damasen : Raksasa yang cinta damai. Dikutuk oleh Ares(Lawan yang benar-benar tidak setimpal dengan Ares. Kau tahu sendiri, kan, Ares Dewa Perang. Dia tidak suka damai) dan dibuang oleh saudara-saudaranya ke Tartarus—saudara-saudari yang buruk.

Enceladus : Dibunuh oleh Athena.

Ephialtes dan Otis : Dibodohi oleh Artemis agar saling bunuh, mungkin dengan bantuan Dionysus atau dibunuh oleh Dionysus dengan tongkat pinus.

Hippolytos : Dibunuh oleh Hermes ketika menggunakan topi—eh, helm lebih cocok, topi terlalu modern untuk saat itu—yang membuatnya tak kasat mata.

Mimas : Dibunuh oleh Hephaestus dengan tembakan besi cair.

Polybotes : Dilumatkan oleh Poseidon di bawah Pulau Nisyros.

Thoon : Dibunuh oleh Moirae—Para Takdir—dengan tongkat perunggu.

Di post sebelumnya, tertulis bahwa Ephialtes dan Otis adalah musuh Dionysus, tapi Dionysus belum menjadi dewa saat itu. Jadi, Artemis saja yang membunuh mereka—sepertinya bukan membunuh, tapi saling bunuh. Periboia sendiri aku tidak tahu bagaimana kabarnya—barangkali kalah meng-gosip dengan Aphrodite dan mengurung diri di Tartarus karena malu.

Sedangkan Orion, dia tidak ada disini, karena, yah, lagi-lagi tertulis di post sebelumnya. Singkat cerita dia menjadi pemburu di sebuah kerajaan, membuat raja marah, dibutakan matanya, diberikan mata mekanis oleh Hephaestus, ikut perburuan Artemis, membuat Gaea marah, mati disengat kalajengking, dan Artemis menjadikan Orion dan kalajengking tersebut rasi bintang.

Yah, jika kalian memang ingin tahu selengkapnya tentang Orion, lihat akhir  postingan sebelumnya tentang “Para Gigantes” atau link ini. Ngomong-ngomong, Orion beruntung tidak dibuang ke Tartarus seperti Damasen.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar