Jumat, 08 September 2017

Titanomakhia

Sumber gambar : dedekpratama.blogspot.com


Terjadi selama sepuluh atau sebelas tahun, Titanomakhia merupakan perang antara dewa-dewi tertua—Hestia, Demeter, Hera, Hades, Poseidon, dan Zeus—melawan para Titan yang dipimpin oleh Kronos. Dikatakan, perang tersebut terjadi di dataran Thessaly, Yunani.

Penyebab Titanomakhia adalah Rhea yang marah karena Kronos menelan anak-anak mereka—bukan tipikal ayah yang akan menang dalam ajang “Ayah Terbaik Sedunia”—yakni, Hestia, Demeter, Hera, Hades, dan Poseidon. Sedangakan Zeus, Rhea berhasil menyelamatkannya dan membesarkannya diam-diam.Sebenarnya, Kronos menelan anak-anaknya bukan tanpa alasan, tapi karena diadikutuk oleh Ouranos, kelak Kronos akan digulingkan oleh anak-anaknya.

Ketika Zeus dewasa, dia datang ke Gunung Othrys, ke Istana Kronos bersama sepupunya, Metis. Zeus memasukkan sebuah ramuan ke dalam minuman Kronos. Dan ketika Kronos menimumnya… dia memuntahkan lima dewa dewasa. Yah, tentu saja, Hestia, Demeter, Hera, Hades, dan Poseidon tidak mati dalam perut Kronos, karena mereka abadi.

Zeus dan saudara-saudarinya, yang baru keluar dari perut Kronos, segera pergi dari istana. Mereka pergi ke Tartarus dan menyelamatkan Para Tetua Cyclops dan Hekakontheires—Para Tangan Seratus. Dan—masih di Tartarus—Para Tetua Cyclops membuatkan senjata untuk para dewa. Zeus mendapat tongkat petir, Poseidon mendapatkan trisula, dan Hades mendapat helm kegelapan—membuatmu tak kasat mata.

Untuk membalas budi, Tetua Cyclops dan Para Hekakontonkheire membantu dewa-dewi dalam Titanomakhia. Apa aku tadi sudah menyebutkan bahwa perang terjadi selama 11 tahun?

Mari kita skip 11 tahun kemudian, ke perang di hari terakhir.

Untuk persiapan perang terakhir, Zeus dan Poseidon naik ke Gunung Olympus—tertinggi kedua setelah Gunung Othrys. Sementara itu, Hades memakai helm kegelapanya dan menyusup ke istana Titan, menghancurkan semua senjata para Titan.

Pada perang terakhir, Zeus terus menyerang istana Para Titan menggunakan tongkat petirnya, yang akhirnya membawa kemenangan bagi Para Dewa. Gunung Othrys yang dulu merupakan gunung tertinggi, kini menjadi lebih rendah daripada Gunung Olympus. Dan dewa-dewi memerintahkan Para Tetua Cyclops dan Hekatonkheires membangun istana di puncaknya.

Setelah pertempuran selesai, Zeus mengambil sabit milik Kronos dan mencincang Kronos menjadi berkeping-keping, persis seperti yang dilakukan oleh Kronos kepada Ouranos—tanpa ucapan, “Selamat tinggal, Ayah.” atau salam perpisahan yang lainnya. Zeus membuang kepingan-kepingan tersebut ke Tartarus bersama Titan yang memihak Kronos—aku menyebut memihak karena Prometheus sang Titan memihak para dewa, sedangkan Oceanus, Titan Laut, tidak memihak siapa-siapa. Dan Helios hanya menonton dari singgasananya di matahari.

Hukuman spesial bagi Atlas, ngomong-ngomong—jenderal dari Kronos. Dia diperintakan mengangkat langit seumur hidupnya—yang berarti selamanya, karena dia abadi. Kebanyakan artis mengambarkan Atlas mengangkat bumi, tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, Atlas mengangkat langit—bukan bumi. Mungkin, karena menggambarkan langit terlalu sulit.

Pada akhirnya para Dewa Tiga Besar—Hades, Poseidon, Zeus—mengundi wilayah mereka. Zeus mendapat langit, Poseidon mendapat Laut, dan Hades dapat Dunia Bawah.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar